Apa sih yang dimaksud dengan bahan bakar dan apa peranannya terhadap kebakaran (api)?


Setelah kita mengetahui apa itu api, maka sekarang kita coba lihat salah satu elemen pembentuk api yaitu bahan bakar.

Bahan bakar merupakan faktor penting dalam pengelolaan manajemen resiko kebakaran. Sebagai contoh, besar kecilnya suatu kebakaran dapat dilihat dari kemampuan bahan bakar tersebut menghasilkan panas pada saat terbakar (Heat Release Rate). Tingkat resiko suatu area juga dilihat dari mudah atau tidaknya bahan bakar tersebut untuk terbakar dan juga jumlah bahan bakar di area tersebut. Penyimpanan bahan bakar cair mudah terbakar dalam jumlah besar biasanya akan langsung diberi label resiko tinggi (High Risk) karena kemudahannya untuk menyala dan dampak yang akan timbul jika cairan tersebut terbakar

Bahan bakar dapat berupa bahan bakar padat, cair dan gas dimana setiap bahan bakar tersebut mempunyai parameter-parameter dan proses tersendiri untuk mendukung proses terjadinya api atau pembakaran, termasuk efek yang dihasilkan juga berbeda. Contoh parameter tersebut dapat berupa ukuran bentuk fisik dari bahan bakar tersebut, suhu titik nyala, berat jenis dll. Penjelasan lebih detail mengenai hubungan jenis parameter dengan jenis bahan bakar akan saya jelaskan di posting yang lain.

Konsep utama yang perlu kita pahami dalam proses terjadinya api adalah bukan bahan bakar padat atau cairan yang terbakar, tetapi gas mudah terbakar dari bahan bakar tersebut, gas mudah terbakar ini yang berinteraksi secara kimia dengan oksigen dan sumber panas sehingga menghasilkan api. Terkadang, agar tidak membingungkan pembaca, terminologi untuk gas mudah terbakar biasanya dikatakan sebagai combustible gases atau flammable gases.

Bahan bakar api
Tahapan proses pembentukan gas mudah terbakar

Gas mudah terbakar dihasilkan ketika bahan bakar (padat dan cair) dipanaskan atau terpapar panas ke tingkat suhu dimana bahan bakar tersebut mulai mengalami dekomposisi thermal (pyrolysis maupun penguapan) dan melepaskan gas mudah terbakar ke atmosfer. Suhu ini lebih dikenal secara umum sebagai flash point atau titik nyala (Catatan: flash point tidak bisa diaplikasikan untuk bahan bakar padat).


Dengan memahami konsep bahan bakar terhadap proses terbentuknya api, maka akan memudahkan kita untuk membuat perencanaan manajemen resiko kebakaran, contohnya menggunakan bahan bakar dengan titik nyala tinggi, pemisahan bahan bakar cair dengan sumber panas dll.

Seperti biasa, penulis menerima dengan tangan terbuka dari setiap masukan dan koreksi dari pembaca mengenai artikel ini

Referensi:

  • DeHaan, John D. 2007. Kirks's Fire Investigation sixth edition. Pearson Prentice Hall
  • Schroll, R. Craig. 2002. Industrial Fire Protection Handbook second edition. CRC Press
  • Cote P.E., Arthur. 2003. Fire Protection Handbook Nineteenth Edition Volume I & II. NFPA
  • Ladwig,, Thomas H. 1990. Industrial Fire Prevention and Protection. Van Nostrand Reinhold
  • Shackelford, Ray. 2008. Fire Behavior and Combustion Processes 1st Edition. Delmar Cengage Learning

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Transfer panas secara konveksi dan perannya terhadap kebakaran

Konsep dalam mengendalikan bahaya kebakaran

Melihat proses pembakaran (combustion) atau terbentuknya api dari lilin