Konsep dalam mengendalikan bahaya kebakaran

Untuk mencapai fire safety goal atau tujuan untuk mewujudkan area kerja atau area operasional yang aman dari bahaya kebakaran, maka harus dilakukan implementasi pengendalian untuk tujuan tersebut

Dalam manajemen resiko, pengelolaan akan selalu terkait dengan mengurangi kemungkinan proses terjadinya api maupun kebakaran dan meminimalkan dampaknya jika terjadi kebakaran, nah pengendalian bahaya ini adalah salah satu prosesnya.

Dalam konsep segi empat api (fire tetrahedron), harus ada empat komponen yang harus hadir untuk proses terjadinya api yaitu panas, oksidator, bahan bakar dan reaksi kimia. Untuk pengendalian bahaya kebakaran, umumnya akan fokus disalah satu komponen tersebut, biasanya terkait dengan panas dan bahan bakar. Sebagai contoh pengendalian bahaya di bengkel las, kita tidak bisa mengendalikan atau menghilangkan sumber panasnya karena itu merupakan bagian dari proses pengelasan tersebut, sehingga fokus pengendaliannya pada pengendalian bahan bakar. Bertolak belakang untuk pengendalian bahaya di area gudang, sesuai dengan fungsinya, maka bahan bakar pasti akan selalu ada di tempat tersebut setiap waktu dan akan sulit untuk mengendalikan bahayanya, sehingga fokus pengendalian bahayanya ada di pengendalian sumber panas agar tidak kontak dengan bahan bakar.




Pemisahan operasional dan bahaya adalah konsep dasar dari loss control. Secara prinsip bahwa area operasional yang terpisah pisah akan memiliki kemungkinan kecil untuk mengalami kerusakan yang bersamaan ketika kebakaran terjadi.

Pemisahan ini sebenarnya membantu pencapaian dua hal. Pertama, akan mengurangi kemungkinan penyebaran kebakaran dari area yang berbahaya tinggi ke area lainnya. Kedua, mengurangi kemungkinan sumber panas di area berbahaya rendah menyebaban kebakaran di area berbahaya tinggi. Pemisahan bedasarkan proses adalah hal yang paling umum dilakukan oleh perusahaan yang memiliki proses produksi dengan tingkat bahaya tinggi. Contohnya, resiko bahaya kebakaran dari proses penyemprotan cat dapat dikurangi dengan memisahkan proses tersebut dengan proses lainnya. Pemisahan ini dapat dilakukan dengan pemasangan fire wall, pemisahan secara jarak bangunan atau metode lainnya. Contoh ekstrem lain dari kegagalan pemisahan adalah meletakkan bengkel las di sebelah ruang penyimpanan bahan bakar.  

Untuk pengendalian bahaya yang tepat sasaran dan efektif, kita harus mengerti hirarki dari pengendalian bahaya ini. Secara konsep, terdapat 6 hirarki pendekatan pengendalian bahaya, yaitu:
  1. Eliminasi
  2. Subsitusi
  3. Isolasi
  4. Pengendalian dengan rekayasa (Engineering Control) 
  5. Pengendalian administrasi
  6. Alat pelindung diri
Pendekatan pengendalian bahaya harus secara konsep hirarki, yaitu dari atas ke bawah. Sempurnanya, semua bahaya harus di eliminasi, tapi pada kenyataanya ini merupakan hal yang kecil kemungkinannya untuk bisa diimplementasikan, jika eliminasi tidak bisa dilakukan, maka dilihat pengendalian selanjutnya yaitu subsitusi dan begitu seterusnya hingga mencapai pengendalian paling rendah yaitu Alat pelindung diri.

Dalam pemilihan pengendalian bahaya, kita coba pilih pengendalian yang tidak bergantung pada manusia untuk implementasinya karena manusia akan melakukan kesalahan suatu saat. Pengendalian bahaya yang bergantung pada manusia adalah pengendalian administrasi dan alat pelindung diri. Sehingga disarankan kita memilih pengendalian lainnya untuk memastian keefektifan dari pengendalian bahaya tersebut

Referensi:
  • Schroll, R. Craig. 2002. Industrial Fire Protection Handbook second edition. CRC Press

Komentar

  1. edc titanium - Titanium-Arts.com
    Edc Titanium-Arts.com. snow peak titanium spork Item Weight: 0.9 titanium earrings oz. Manufacturer: titanium rings EYX-163300-1. $4.95. ion titanium hair color Product Code: NAP3D-1-500. columbia titanium

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Transfer panas secara konveksi dan perannya terhadap kebakaran

Melihat proses pembakaran (combustion) atau terbentuknya api dari lilin