Mari mengenal alat pemadam api ringan (APAR)


"Untung ada APAR, sehingga api nya tidak membesar"..., kira kira seperti itulah kisah sukses  APAR yang saya dengar ketika terjadi kebakaran di salah satu rumah teman saya akibat dari charger laptop yang membakar gorden di atasnya. Singkat cerita, teman saya melihat api sudah menjalar naik ke atas gorden dan langsung mengambil alat pemadam api ringan yang berada di dekat dapur untuk memadamkannya, sehingga api tidak berkembang besar. Mungkin saja cerita akhirnya akan berbeda jika tidak ada APAR saat itu.

Alat Pemadam Api Ringan (APAR) atau portable fire extinguisher bisa dikatakan sebuah alat pertolongan pertama pada kebakaran yang bisa digunakan langsung oleh siapa saja pada tahap awal perkembangan proses terjadinya api pada kebakaran. APAR memang didesain dan digunakan untuk ukuran api yang masih kecil atau ukuran api yang masih aman untuk dipadamkan menggunakan APAR. Sering kita dengar pada saat pelatihan penggunaan APAR bahwa jika anda tidak yakin untuk bisa memadamkan api dengan APAR maka tinggalkan area tersebut dan laporkan ke tim tanggap darurat.

Secara definisi, Alat pemadam api ringan (APAR) adalah sebuah perangkat portable yang berisi bahan pemadam api yang dapat dikeluarkan dengan bertekanan untuk memadamkan api. Banyak jenis bahan pemadam api ringan termasuk beragam jenis ukuran nya  

Sebelum kita memilih APAR yang tepat, penting untuk kita mengetahui bahaya dari jenis bahan bakar, siapa yang akan menggunakan APAR dan kondisi lingkungan di tempat pemasangan APAR tersebut karena jika areanya korosif, maka wajib kita menggunakan APAR yang mempunyai lapisan korosif. Pada saat pemilihan APAR yang beragam jenisnya, perlu kita pertimbangkan juga apakah APAR tersebut efektif untuk memadamkan bahaya api yang ada di area tersebut, apakah mudah di operasikan, dan bagaimana cara perawatan dan inspeksinya, terutama ketersediaan suku cadanya. 

Respon cepat dalam penggunaan APAR telah banyak mengurangi dampak kerusakan yang bisa diakibatkan oleh kebakaran. Ketersediaan APAR di lokasi yang tepat, terisi dengan bahan pemadam api yang sesuai dengan tipe bahan bakar yang akan diproteksi dan digunakan oleh orang yang telah dilatih menggunakan APAR dapat meningkatkan keberhasilan dalam pemadaman api di tahap awal kebakaran.

Terkait dengan reaksi seseorang saat berhadapan dengan api, maka reaksi emosi tiap orang berbeda beda dan ini dipengaruhi oleh faktor pengetahuan orang terhadap api tersebut, pengetahuan tentang alat pemadam api, pengalaman menggunakan alat tersebut ataupun pernah melihat cara penggunaannya dan yang terakhir adalah kepercayaan diri orang tersebut. Oleh karena itu pelatihan pelatihan penggunaan alat pemadam api ringan sangatlah penting karena bukan hanya aspek memadamkan api saja yang ditekankan, tetapi aspek keselamatannya juga, sehingga orang yang menggunakan APAR tidak membahayakan dirinya sendiri maupun membahayakan orang lain. Dengan pelatihan yang tepat, maka reaksi seseorang akan sama sehingga APAR bisa efektif dalam memadamkan api. 


pelatihan alat pemadam api ringan (APAR)


BAGAIMANA API DIPADAMKAN
Alat pemadam memadamkan api dengan cara sebagai berikut:
  • Mendinginkan bahan bakar yang terbakar hingga di bawah suhu penyalaannya – Komponen sumber panas
  • Meniadakan ataupun mengurangi jumlah oksigen sehingga proses pembakaran tidak berlanjut – Komponen oksidator
  • Menghambat atau menghalangi reaksi berantai kimia – Komponen reaksi berantai kimia
Metode lain untuk menghentikan proses terbentuknya api a.k.a memadamkan api yaitu dengan menghilangkan bahan bakar, tetapi dalam hal APAR tentu tidak mungkin dilakukan APAR untuk menghilangkan bahan bakar.

Berikut daftar bahan pemadam api alat pemadam api ringan yang dikenal secara umum: (Catatan: untuk detail dari masing masing bahan pemadam akan dibahas secara tersendiri di postingan artikel yang lain)
  • Air (Water) – secara konsep, air memadamkan api dengan cara pendinginan. Uap air yang terbentuk ketika air diaplikasikan ke bahan bakar yang terbakar membantu juga untuk meniadakan oksigen.  Air merupakan bahan pemadam api umum untuk bahan bakar yang mengandung karbon seperti kayu, kertas, plastik dan lain lain. Ketika air dalam bentuk semburan atau semprotan halus (fine spray) diaplikasikan ke bahan bakar cair yang terbakar, maka pemadaman dicapai oleh efek pendinginan dan peniadaan oksigen oleh uap yang terbentuk
  • Aqueous film forming foam (AFFF) – AFFF ini memadamkan api dengan cara pendinginan, meniadakan oksigen dan menekan penguapan dari bahan bakar yang terbakar. Terkait dengan kebakaran bahan bakar cair, foam bertindak sebagai pembatas untuk meniadakan oksigen dan juga pembentukan lapisan berupa aqueous film untuk menekan penguapan dari bahan bakar cair yang terbakar.
  • Karbon dioksida - Gas bahan pemadam api ini memadamkan api dengan cara mengurangi jumlah oksigen di area sekitar kebakaran sampai proses pembakaran tidak dapat berlanjut. Karbon dioksida juga terdapat sedikit aspek pendinginan. Bahan ini biasanya digunakan pada kebakaran di bahan bakar cair dan peralatan listrik maupun peralatan elektronik
  • Halon – Gas ini memadamkan api dengan cara menghambat atau menghalangi reaksi berantai kimia proses kebakaran, biasanya interfensi secara kimia terhadap reaksi antara bahan bakar dengan oksigen. Halon mempunyai sedikit keefektifan terhadap bahan bakar yang umum (contoh kayu), tetapi efektif terhadap kebakaran bahan bakar cair dan peralatan listrik. Penggunaan bahan pemadam ini sudah dilarang karena terdapat isu lingkungan, jika pun masih ada penggunaannya, maka harus dipastikan untuk tidak terlepas secara tidak sengaja ke atmosfir.
  • Dry Chemical – bahan pemadam ini memadamkan api dengan cara kombinasi dari hal hal berikut ini : efek penyelimutan secara fisik oleh powder, interupsi reaksi molekul pembakaran antara bahan bakar dan oksigen, penipisan oksigen di udara dan penyerapan panas secara langsung oleh partikel padat yang halus (partikel powder)
  • Solutions of wetting agents (larutan zat pembasah) – Larutan ini jika tepat penggunaanya, maka lebih efektif daripada pemadaman menggunakan air saja terhadap bahan bakar yang bersifat umum seperti kayu, kertas maupun mebel perumahan. Zat pembasah ini, ketika ditambahkan ke air dengan komposisi yang tepat, dapat meningkatkan penetrasi dan penyebaran daya dari air dengan mengurangi tegangan permukaan dari air. Dengan adanya penambahan zat pembasah di air, dampaknya adalah mengurangi jarak efektif APAR. Sebenarnya ini hampir sama dengan kelas A Foam, tetapi tidak mempunyai kemampuan berbusa.
  • Dry Powder – Bahan pemadam ini dikhususkan untuk kebakaran yang berhubungan dengan logam. Bahan ini cocok memadamkan api kecil pada logam seperti pada magnesium, powdered aluminium, titanium, zinc, sodium dan potassium. Penggunaan bahan ini tidak direkomendasikan untuk pemadaman bahan bakar lainnya. Bahan pemadam ini memadamkan api dengan cara menutupi permukaan logam yang terbakar sehingga akan meniadakan oksigen.
  • Wet Chemical - Penggunaan bahan ini diperuntukkan untuk api dari aktifitas memasak yaitu yang melibatkan minyak goreng dan lemak. Bahan ini merupakan bahan yang paling efektif untuk pemadaman resiko kebakaran tipe ini. Bahan pemadam ini bereaksi terhadap minyak goreng yang terbakar dan membentuk "seperti busa" di sepanjang permukaan bahan bakar. Pembentukan "seperti busa" ini akan memadamkan api dengan meniadakan oksigen dan mencegah penguapan bahan bakar.

Yang perlu diingat adalah Alat pemadam api ringan ini merupakan alat untuk mengurangi dampak dari kebakaran (mitigation control) dan bukan alat untuk mencegah proses terjadinya api. Pencegahan tetap target utama dalam manajemen resiko kebakaran.  

Referensi:
  • FM Global Data Sheet, Portable Extinguisher 4-5. April 2012
  • Ladwig,, Thomas H. 1990. Industrial Fire Prevention and Protection. Van Nostrand Reinhold
  • Cote P.E., Arthur. 2003. Fire Protection Handbook Nineteenth Edition Volume I & II. NFPA 
  • Pelton, Dave. Firefighting Foam – Making Water Wetter. International Fire Protection, accessed 1 October 2017, <https://ifpmag.mdmpublishing.com/firefighting-foam-making-water-wetter/>

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Transfer panas secara konveksi dan perannya terhadap kebakaran

Konsep dalam mengendalikan bahaya kebakaran

Melihat proses pembakaran (combustion) atau terbentuknya api dari lilin