Apa yang dimaksud dengan Oksidator? bagaimana hubungannya dengan proses api maupun pembakaran


Api dan oksidator

Oksigen merupakan pembentuk proses terjadinya api yang secara natural selalu tersedia di sekitar kita sehingga menjadikan salah satu elemen segitiga api yang tersulit untuk dikendalikan dalam hal pencegahan kebakaran. Oksigen secara umum sudah dalam bentuk gas. Udara di sekitar kita merupakan campuran dari beberapa komponen yang terdiri dari 21% oksigen, 78% nitrogen dan sisanya terdiri dari komponen gas lainnya. Karena udara merupakan campuran dan bukan senyawa, maka keberaadan oksigen selalu tersedia di udara.  

Hampir sebagian kebakaran yang terjadi berada dalam level 21% oksigen. 

Setiap bahan bakar membutuhkan jumlah oksigen yang berbeda. Bahan bakar padat bisa membutuhkan 4 s/d 5% untuk surface smoldering dan sekitar 2% untuk deep-seated smoldering. Acetylene hanya memerlukan kurang dari 4% dan bahan bakar hydrocarbon membutuhkan lebih dari 15 % oksigen untuk terbakar.

Sumber Oksigen ternyata bukan hanya dari udara saja, tetapi oksigen juga dapat tersedia secara kimia yang biasa dinamakan sebagai oksidator. Oksidator adalah zat yang berkembang atau menghasilkan oksigen, baik di suhu lingkungan normal maupun ketika terpapar panas. contoh umum oksidator yaitu hypochlorates, oxides, peroxides dan tabung oksigen.

Dalam melakukan review atau mendesain keselamatan kebakaran suatu fasilitas, keberadaan oksidator terutama jika ada tempat penyimpanan dalam jumlah banyak harus diawasi secara ekstra dan dilakukan pengendalian terutama pengendalian pencegahan seperti larangan merokok di area yang terdapat oksidator. Kenapa perlu diawasi secara ekstra hati hati?, karena oksidator bisa menambah level oksigen diatas 21% pada proses kebakaran yang bisa menyebabkan bahan bakar menjadi lebih mudah terbakar, penyebaran api menjadi lebih cepat dan tentunya api menjadi lebih besar sehingga pengendalian api menjadi tidak efektif

Atmosfir dengan level oksigen yang besar atau di atas 21% dapat terjadi ketika suatu campuran kimia tertentu bercampur dengan bahan bakar. Sebagai contoh, zat yang akan melepas oksigen ketika dipanaskan adalah senyawa klorinasi yang berupa calcium hypochlorite. Ketika zat ini dipanaskan oleh panas yang pada umumnya berasal dari kebakaran, oksigen dalam zat ini akan terlepas dan memperkaya atmosfir dengan oksigen. Contoh lain oksidator adalah amonium nitrat yang biasa digunakan di pupuk.

Oksidator pada dasarnya bukan zat yang mudah terbakar, tetapi bertanggung jawab terhadap dua komponen dari segi empat api yaitu komponen oksidator dan sumber panas. Ketika terdekomposisi zat oksidator ini, mereka tidak hanya melepas oksigen, tetapi juga dapat menghasilkan cukup panas untuk memulai pembakaran atau penyalaan terhadap bahan bakar yang terdekat. Dekomposisi ini selain di bisa dimulai oleh panas tetapi bisa juga dimulai oleh sejumlah kecil air atau bercampur dengan material yang tidak sesuai.

Material material yang tidak sesuai yang dapat memulai dekomposisi termasuk cat, oli, pelumas dan hidrokarbon lainnya.

Salah contoh lain dari penggunaan oksidator amonium nitrat adalah pada saat pengeboman gedung federal di kota oklahoma tanggal 19 april 1995 yang menewaskan 286 orang. Pengebom mencampur amonium nitrat yang dicampur dengan bahan bakar minyak untuk dijadikan sebagai bahan peledak.


Gedung Federal kota Oklahoma
  
Oksigen dan oksidator bereaksi berbahaya dengan bahan bakar berbasis hidrokarbon. Reaksi ini dapat menciptakan panas yang cukup untuk memulai suatu penyalaan (ignition) atau terjadinya api  

Elemen lain yang dapat menggantikan posisi oksigen dalam proses reaksi pembakaran adalah fluorin dan klorin. Keduanya sudah dalam bentuk gas sama dengan oksigen. Florin merupakan oksidator yang kuat bahkan lebih kuat dari oksigen, jika terjadi kebakaran di suatu area dengan atmosfir yang kaya dengan florin, maka proses pembakaran akan sangat cepat dibandingkan dengan proses pembakaran yang terjadi di atmosfir udara normal.

Pada saat proses pembakaran atau proses terbentuknya api, oksigen di lingkungan terdekat akan terkonsumsi oleh proses tersebut, tetapi ketika lingkungan tersebut tertutup dan suplai oksigen terbatas, maka proses pembakaran akan berubah dan proses pembakaran menjadi tidak selesai dan api akan padam, biasanya akan diikuti suatu fenomena kebakaran yang dinamakan backdraft. Terkonsumsinya oksigen oleh proses pembakaran selain mengakibatkan kemampuan oksigen untuk mendukung pembakaran menjadi berkurang, tetapi juga berbahaya bagi manusia karena mengakibatkan menurunnya kemampuan manusia untuk bernapas atau bertahan hidup. 

Tekait bahaya berkurangnya oksigen terhadap manusia, terdapat salah satu alat pemadam kebakaran yang berbahaya bagi manusia karena alat tersebut berfungsi untuk menurunkan konsentrasi oksigen di udara, salah satu contohnya CO2 suppression system, sehingga biasanya di area yang diproteksi dengan CO2 suppression system selalu dipasang tanda berbahaya bagi manusia.

Sebagai tambahan informasi, manusia akan mulai terpengaruh ketika konsentrasi oksigen dilevel 15%. Pada konsentrasi 10%, akan berdampak pada kemampuan untuk membuat penilaian dan bibir mulai membiru. Level 8 % ke bawah akan berakibat fatal

Referensi:

  • DeHaan, John D. 2007. Kirks's Fire Investigation sixth edition. Pearson Prentice 
  • HallSchroll, R. Craig. 2002. Industrial Fire Protection Handbook second edition. CRC Press
  • Cote P.E., Arthur. 2003. Fire Protection Handbook Nineteenth Edition Volume I & II. NFPA
  • Ladwig,, Thomas H. 1990. Industrial Fire Prevention and Protection. Van Nostrand Reinhold
  • Shackelford, Ray. 2008. Fire Behavior and Combustion Processes 1st Edition. Delmar Cengage Learning
  • FM Global Data Sheet 7-52 Oxygen January 2012

    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Konsep dalam mengendalikan bahaya kebakaran

    Transfer panas secara konveksi dan perannya terhadap kebakaran

    Melihat proses pembakaran (combustion) atau terbentuknya api dari lilin